Total Tayangan Halaman

Senin, 04 November 2013

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 (KOSA KATA)



KOSA KATA AKUNTANSI
1)   Aktiva Lancar : Aktiva yang dimiliki perusahaan yang dapat segera berubah menjadi uang tunai. Termasuk dalam kelompok ini adalah Piutang Dagang, Deposito, Piutang Wesel dan Persediaan.
2)       Aktiva Tetap : Aktiva atau harta perusahaan yang tidak bergerak. Masuk dalam kelompok ini Tanah, Bangunan, Mesin dan Peralatan serta Kendaraan.
3)       Agio : Nilai yang dimaksudkan ke dalam modal sendiri yang berasal dari selisih harga jual dikurangi nilai par suatu emisi saham yang berasal dari dalam portepel dan dicatat di dalam akun (rekening) tersendiri yang juga bernama AGIO.
4)       BV (Book Value / Nilai Buku Saham) : Menggambarkan perbandingan total dana pemegang saham terhadap jumlah saham.
5)       Bid Price : Harga tertinggi yang diminta untuk membeli.
6)       Broker (Pialang) : Pihak yang melaksanakan eksekusi baik pembelian maupun penjualan saham berdasarkan amanat dari investor. Untuk jasanya dia akan memperoleh komisi dari investor.
7)       Capital Gain : Keuntungan yang diperoleh karena perbedaan antara harga beli dan harga jual dari suatu Efek, terjadi bila harga jual lebih besar dari harga beli.
8)       Capital Loss : Lawan dari Capital Gain, terjadi bila harga jual lebih rendah dari harga beli suatu Efek.
9)       CERTIFIED MANAGEMENT ACCOUNTANT (CMA) Akuntan bersertifikasi yang bekerja pada suatu perusahaan tertentu.
10)   CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT Akuntan bersertifikasi yang melayani masyarakat umum dan bukan suatu perusahaan tertentu saja.
11)   DER (Debt to Equity Ratio / Rasio Hutang atas Modal) : Menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, dengan demikian dapat dilihat struktur resiko tidak tertagihnya hutang. Makin kecil angka rasio ini makin baik.
12)   Delisting : Penghapusan Efek dari daftar Efek yang tercatat di Bursa sehingga Efek tersebut tidak dapat lagi diperdagangkan di Bursa. Saham-saham yang telah di delist tetap dapat diperdagangkan di luar bursa dan status emiten tersebut tetap sebagai perusahaan publik.
13)   Derivatif : Efek turunan dari sebuah Efek utama.
14)   Dilusi : Menurunnya prosentase kepemilikan dari pemegang saham suatu perusahaan sebagai akibat dari bertambahnya jumlah saham yang beredar.
15)   Dividen : Bagian keuntungan perusahaan yang diberikan kepada pemegang saham.
16)   Dividen Final : Pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang merupakan bagian dari penggunaan laba perusahaan untuk suatu tahun buku tertentu.
17)   Dividen Interim : Pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham yang sifatnya sementara (belum final) yang diputuskan oleh Direksi perusahaan.
18)   EPS (Earning Per Share) : Rasio ini menggambarkan jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan untuk tiap saham yang diterbitkan.
19)   Efek : Surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kolektif kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek.
20)   Emiten : Pihak atau perusahaan yang menawarkan efeknya kepada masyarakat melalui penawaran umum.
21)   ENTITAS (ENTITY) Suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang, untuk tujuan akuntansi, terpisah dari organisasi dan individu lainnya sebagai suatu unit ekonomi yang terpisah.
22)   Gagal Bayar : Istilah dalam penyelesaian transaksi dimana Pialang Beli tidak mampu membayar sejumlah dana sehubungan dengan saham yang dibelinya pada waktu yang ditentukan yaitu (T+4).
23)   Gagal Serah : Istilah dalam penyelesaian transaksi dimana Pialang Jual tidak mampu menyerahkan saham yang dijualnya pada waktu yang telah ditentukan yaitu (T+4).
24)   Go Public : Suatu perusahaan yang baru pertama kali menawarkan saham-sahamnya kepada masyarakat pemodal.
25)   Harga Pembukaan (Open) : Harga yang terjadi pertama kali pada saat jam Bursa dibuka.
26)   Harga Penutupan (Close) : Harga yang terjadi terakhir pada saat akhir jam Bursa.
27)   Harga Terendah : Harga suatu saham yang paling rendah terjadi pada satu hari Bursa.
28)   Harga Tertinggi : Harga suatu saham yang paling tinggi terjadi pada satu hari Bursa.
29)   Harga Perdana : Harga pada waktu pertama kali suatu efek dikeluarkan/ditawarkan kepada masyarakat.
30)   Hutang Jangka Panjang : Hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
31)   Hutang Lancar (Kewajiban Lancar) : Hutang perusahaan kepada pihak lain yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun.
32)   Indeks Harga Saham : Indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham.
33)   Kliring : Proses penentuan hak dan kewajiban Anggota Kliring yang timbul atas transaksi bursa yang dilakukan di Bursa Efek. Tujuan dari proses kliring adalah agar masing-masing Anggota Kliring mengetahui hak dan kewajibannya baik berupa efek maupun uang untuk diselesaikan pada tanggal penyelesaian.
34)   KEWAJIBAN (LIABILITY) Suatu kewajiban ekonomi (utang) yang harus dibayar kepada individu atau organisasi di luar perusahaan.
35)   KORPORASI (CORPORATION) Suatu perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham; perusahaan ini mulai diakui apabila negara telah menyetujui akte pendiriannya. Korporasi merupakan suatu entitas hukum, "manusia artifisial" di mata hukum.
36)   Laba Bersih : Merupakan keuntungan bersih perusahaan setelah dikurangi kewajiban pajak kepada pemerintah.
37)   Laba Ditahan (Saldo Laba) : Akumulasi dari laba perusahaan pada tahun sebelumnya yang tidak dibagikan sebagai Dividen.
38)   Laporan Laba Rugi : Laporan yang menyajikan hasil-hasil operasi dari suatu satuan usaha untuk suatu periode pelaporan. Dalam laporan ini diikhtisarkan aktivitas-aktivitas usaha untuk suatu periode tertentu dan melaporkan juga laba atau rugi bersih hasil operasi dan dari aktivitas tertentu lainnya.
39)   Long Term Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang Jangka Panjang atas Modal) : Menggambarkan struktur modal yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk menjamin hutang jangka panjang.
40)   Manajer Investasi : Pihak yang mendapat izin dari Bapepam untuk mengadakan kegiatan usaha mengelola Portfolio Efek bagi para nasabah atau mengelola Portfolio Investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.
41)   Modal Dasar : Modal yang tercantum dalam Anggaran Dasar perusahaan dan harus dipenuhi dalam jangka waktu selambat-lambatnya sepuluh tahun.
42)   Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Modal yang berasal dari pemegang saham yang telah menyetorkan penyertaannya kepada perusahaan.
43)   Tanggal Pengembalian Uang Pesanan (Refund) : Suatu tanggal dimulainya pengembalian uang kepada pemesan yang terkena penjatahan atau yang pesanannya tidak terpenuhi seluruhnya.
44)   Tanggal Penyerahan Surat Kolektif Saham : Suatu tanggal dimana perusahaan melalui penjami emisinya berkewajiban untuk menyerahkan Surat Kolektif Saham kepada para pemesan sesuai dengan hasil penjatahan.
45)   Total Aktiva : Penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang merupakan harta perusahaan secara keseluruhan.
46)   Total Debt to Total Capital Assets : Mengambarkan aktiva yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menutup hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
47)   Transaksi Bursa : Transaksi yang dilakukan oleh Anggota Bursa yang tertuang dalam bentuk kontrak kesepakatan dengan Bursa Efek. Kontrak tersebut mencakup : (a) Jual beli Efek (saham maupun instrumen lainnya) (b) Pinjam meminjam Efek (c) Kesepakatan lain mengenai Efek dan harga Efek.
48)   Transaksi di Luar Bursa : Transaksi Efek yang dilakukan di luar Bursa dan tidak diatur oleh Bursa. Transaksi ini antara lain dilakukan: (a) Antara Perusahaan Efek (b) Perusahaan Efek dengan pihak lain yang tidak diatur oleh Bursa Efek (c) Antar pihak yang bukan Perusahaan Efek (individu/lembaga pemegang saham tersendiri).
49)   UTANG USAHA (ACCOUNT PAYABLE) Kewajiban dari pihak debitor kepada kreditor.
50)   Waran : Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk memesan/membeli saham perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 bulan atau lebih. Dalam prakteknya terkadang penerbitan waran dilakukan bersamaan dengan penerbitan saham dimana waran tersebut digunakan sebagai insentif atau pemanis (sweetener). Selain diterbitkan bersama saham, waran juga bisa diterbitkan bersama obligasi.
51)   Neraca : Laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, yang berisi tentang kekayaan, kewajiban dan keterangan tentang modal perusahaan.
52)   Net Profit Margin : Rasio ini mengukur seberapa besar sumbangan penjualan terhadap laba bersih perusahaan. Rasio ini makin besar makin baik.
53)   Nilai Nominal Saham : Suatu nilai yang menunjukkan besarnya modal suatu perusahaan yang dimual dalam Anggaran Dasar perusahaan tersebut. Nilai ini akan dicantumkan pada setiap saham yang diterbitkan.
54)   Modal Sendiri : Jumlah keseluruhan dari Modal Ditempatkan,Agio Saham dan Laba Ditahan serta selisih penilaian aktiva bila ada.
55)   Odd Lot : Satuan jumlah saham yang jumlahnya lebih kecil dari satuan perdagangan saham di Bursa Efek, sehingga jumlah tersebut tidak dapat diperdagangkan di pasar regular. Satuan perdagangan saham di BEJ adalah 500 saham (non-Bank) dan 5000 saham (Bank).
56)   Operating Profit Margin : Rasio ini mengukur sebesar besar sumbangan penjualan terhadap laba operasi ini. Rasio ini makin besar makin baik.
57)   Pasar Negosiasi : Pasar dimana perdagangan Efek dilakukan oleh Anggota Bursa dan KPEI yang ingin menjual dan membeli efek melalui kesepakatan antara Anggota Bursa Efek Jual dan Anggota Bursa Efek Beli.
58)   Pasar Perdana (Primary Market) : Penjualan Efek untuk pertama kali kepada publik atau pada saat IPO (Initial Public Offering).
59)   Pasar Reguler : Pasar dimana perdagangan Efek dilakukan oleh Anggota Bursa yang ingin menjual atau membeli Efek yang penyelesaiannya dilakukan pada hari (T+4), dan harga penutupan terakhirnya dibentuk oleh JATS dengan sistem “continous auction”, Harga di Pasar Reguler inilah yang dijadikan patokan bagi perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
60)   Pasar Segera : Perdagangan Efek yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek dan KPEI yang ingin menjual atau membeli Efek yang penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa berikutnya setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+1).
61)   Pasar Sekunder (Secondary Market) : Istilah yang menunjukkan kegiatan perdagangan Efek setelah diterbitkan dan dijual untuk pertama kali (emisi baru), jadi dilakukan setelah pasar perdana atau lebih dikenal sebagai perdagangan di Bursa Efek.
62)   Pasar Tunai : Pasar yang disediakan bagi Anggota Bursa Efek dan KPEI yang ingin menjual atau membeli Efek yang penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0)
63)   Penasehat Investasi :Orang atau perusahaan yang mendapat izin resmi dari Bapepam untuk bertindak sebagai pemberi nasehat.
64)   Perantara Pedagang Efek : Perusahaan yang bertindak sebagai perantara bagi pemodal yang ingin membeli atau menjual Efek di pasar modal atau bursa. Perusahaa yang sama dapat pula membeli atau menjual efek atas namanya sendiri, bilamana ia bertindak bukan lagi sebagai perantara tetapi sebagai pedagang.
65)   Perusahaan Efek : Perusahaan yang melakukan kegiatan investasi sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek dan Manajer Investasi.
66)   Perusahaan Publik : perusahaan yang sahamnya telah dimiliki oleh sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
67)   Perusahaan Tercatat (Listed Company) : Perusahaan yang saham-sahamnya tercatat atau terdaftar dan dapat diperdagangkan pada suatu Bursa Efek. Masing-masing Bursa Efek mempunyai persyaratan tersendiri bagi suatu perusahaan yang akan tercatat di Bursa tersebut.
68)   PBV : Price to Book Value : Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasa percaya akan prospek perusahaan.
69)   PER : Price to Earning Ratio : Menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitunga dalam satuan kali. Bagi investor, semakin kecil PER semakin bagus karena berarti saham tersebut relatif murah.
70)   Prospektus :Setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar pihak lain membeli Efek. Biasanya berisi semua rincian dan fakta material mengenai Penawaran Umum dan Emiten
Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) :Menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid (dengan mengeluarkan pos persediaan dan uang muka biaya dari aktiva lancar) mampu membiayai hutang lancar.
71)   Rasio Lancar (Current Ratio) : Menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar.
72)   Rasio Likuiditas : Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek setiap kali jatuh tempo.
73)   Rasio Saham (Stock Ratio) : Menggambarkan kinerja saham sebagai bentuk penyertaan dalam perusahaan.
74)   Rasio Solvabilitas : Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban (lancar maupun jangka panjang) atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.
75)   Rasio Profitabilitas (Rentabilitas atau Rasio Kemampulabaan) : Menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba denga kemampuan dan sumber yang dimiliki meliputi : kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya.
76)   Reksadana (mutual fund) : Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh Manajer Investasi.
77)   Return on Equity (ROE) : Menggambarkan seberapa besar sumbangan keuntungan terhadap pemegang saham.
78)   Return on Investment (ROI) : Menggambarkan seberapa besar laba atau return yang diperoleh atas investasi dalam bentuk aset perusahaan.
79)   Right Issue (Penawaran Umum Terbatas) : Merupakan salah satu bentuk peningkatan modal disetor suatu perseroan. Dalam Right Issue, perusahaan menawarkan hak (right) kepada pemegang saham yang ada untuk mendapatkan saham baru yang tentu saja berarti menyetor modal dengan rasio tertentu sehingga memperoleh kesempatan untuk mempertahankan persentask kepemilikan sahamnya di dalam suatu perusahaan. Jika pemegang saham tersebut tidak mengambil haknya, maka ia dapat menjual haknya tersebut kepada investor lain. Dengan demikian di pasar modal dikenal perdagangan right.
80)   Saham : Bukti penyertaan modal di suatu perusahaan atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.
81)   Short Selling : Penjualan saham oleh seseorang dimana penjual tersebut tidak memiliki Efek tersebut atau menjual Efek yang dipinjam dari pihak lain. Hal ini sebenarnya riskan karena setiap kenaikan harga merupakan kerugian bagi investor.
82)   Suspend (Suspensi) : Penghentian sementara perdagangan suatu saham di Bursa Efek. Penghentian ini dapat disebabkan karena permintaan Emiten sendiri atau merupakan keputusan Bursa dalam rangka memberikan perlindungan kepada investor dan dapat pula karena pengenaan sanksi oleh Bursa Efek kepada suatu Emiten
Scripless Trading :Sistem perdagangan tanpa warkat.
83)   Tanggal Akhir Penjatahan (Allotment Date) : Suatu tanggal dimna hasil akhir dari proses penjatahan atas pesanan Efek akan diumumkan kepada masyarakat. Penjatahan akan muncul apabila jumlah pesanan atas Efek melebihi dari jumlah Efek yang ditawarkan.
84)   Tanggal Efektif : Suatu tanggal yang menunjukkan tanggal dikeluarkannya Surat Pernyataan Efektif oleh Bapepam, berdasarkan surat tersebut maka perusahaan dapat melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat.
85)   Tanggal Pencatatan (Listing Date) : Suatu tanggal dimana suatu Efek mulai dicatatkan atau didaftarkan pada suatu Bursa Efek, yang berarti mulai tanggal itu pula Efek tersebut dapat diperdagangkan di Bursa Efek tersebut.
86)   WESEL BAYAR (NOTE PAYABLE) Suatu janji tertulis untuk melakukan pembayaran di masa depan.

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 (ARTIKEL INDUKTIF-DEDUKTIF)



Tidak Stabilnya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

(DEUKTIF)
Rounded Rectangle: A          Kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sejauh ini semakin tidak stabil hal ini disebabkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasinya. Sejak krisis ekonomi tahun 1998 kondisi perekonomian Indonesia tidak kunjung membaik, alih-alih memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia justru bangsa ini malah semakin terpuruk dalam hal pertumbuhan ekonomi.
          Sebenarnya banyak hal yang mempengaruhi ketidakstabilan kondisi ekonomi yang terjadi di Negara Indonesia ini diantanya, inflasi yang terus melonjak sejak krisis 1998, harga bahan baku yang terus meningkat, bahkan akhir-akhir ini harga makanan rakyat seperti tahu dan tempe saja sampai melonjak naik, hal ini menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam menstabilkan kembali kondisi perekonomian Negara ini.
          Kenaikan harga BBM dan melemahnya rupiah adalah dua moment yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 berada pada level 5,8%," uja Tieying dalam siaran persnya yang diterima Investor Daily, di Jakarta, Jumat (13/9)
          Dilansir BI, Perekonomian nasional menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sebagai dampak dari perlambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi di dalam negeri. Setelah mencatat pertumbuhan 6,0% (yoy) pada triwulan I-2013, ekonomi Indonesia tumbuh melambat menjadi 5,8% (yoy) pada triwulan II-2013," ungkap Direktur Departemen Komunikasi BI dalam siaran persnya seperti dikutip Minggu (18/8/2013).
         
Dijelaksan kembali oleh BI, ekspor yang telah dilakukan oleh indonesia meskipun telah tumbuh positif, ternyata masih belum cukup kuat menopang pertumbuhan ekonomi akibat masih lemahnya permintaan ekonomi global. Ekspor yang belum kuat serta melemahnya daya beli akibat inflasi yang meningkat berpengaruh kepada perlambatan konsumsi rumah tangga dan juga investasi non-bangunan. Diharapkan kedepannya pertumbuhan Indonesia dapat membaik.
         
(INDUKTIF)
 Perekonomian nasional menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sebagai dampak dari perlambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi di dalam negeri. Setelah mencatat pertumbuhan 6,0% (yoy) pada triwulan I-2013, ekonomi Indonesia tumbuh melambat menjadi 5,8% (yoy) pada triwulan II-2013," ungkap Direktur Departemen Komunikasi BI dalam siaran persnya seperti dikutip Minggu (18/8/2013).
          Ekspor yang telah dilakukan oleh indonesia meskipun telah tumbuh positif, ternyata masih belum cukup kuat menopang pertumbuhan ekonomi akibat masih lemahnya permintaan ekonomi global. Ekspor yang belum kuat serta melemahnya daya beli akibat inflasi yang meningkat berpengaruh kepada perlambatan konsumsi rumah tangga dan juga investasi non-bangunan.
          Semua dampak negatif yang terjadi sebenarnya menegaskan telah terjadinya perlambatan pada bidang ekonomi. Mulai dari tingkat inflasi yang terus melonjak sampai tidak tersedianya barang-barang kebutuhan pokok untuk rakyat kecil, hal ini menunjukan bahwa kondisi perekonomian Indonesia tidak lebih baik dari Negara-negara di Asia tenggara.
Rounded Rectangle: BKetidakmampuan pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi ini menyebabkan kondisi pertumbuhan bangsa ini semakin tidak stabil. Hal ini merujuk kepada ketidakstabilan yang terjadi pada bangsa ini sejak krisis tahun 1998 yang belum kunjung membaik sampai sekarang.
         

Keterangan :
A : kalimat utama paragraf deduktif (kalimat utama berada pada paragraf pertama yang ditebalkan)
B : kalimat utama paragraf induktif(kalimat utama berada pada paragraf terakhir yang ditebalkan)
Referensi :