Tidak
Stabilnya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
(DEUKTIF)
Kondisi
pertumbuhan ekonomi Indonesia sejauh ini semakin tidak stabil hal ini
disebabkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasinya. Sejak
krisis ekonomi tahun 1998 kondisi perekonomian Indonesia tidak kunjung membaik,
alih-alih memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia justru bangsa ini malah
semakin terpuruk dalam hal pertumbuhan ekonomi.
Sebenarnya banyak
hal yang mempengaruhi ketidakstabilan kondisi ekonomi yang terjadi di Negara Indonesia
ini diantanya, inflasi yang terus melonjak sejak krisis 1998, harga bahan
baku yang terus meningkat, bahkan akhir-akhir ini harga makanan rakyat seperti
tahu dan tempe saja sampai melonjak naik, hal ini menunjukkan ketidakseriusan
pemerintah dalam menstabilkan kembali kondisi perekonomian Negara ini.
Kenaikan harga BBM
dan melemahnya rupiah adalah dua moment yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Indonesia sehingga diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
2013 berada pada level 5,8%," uja Tieying dalam siaran persnya yang
diterima Investor Daily,
di Jakarta, Jumat (13/9)
Dilansir BI,
Perekonomian nasional menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari prakiraan
sebelumnya sebagai dampak dari perlambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi
di dalam negeri. Setelah mencatat pertumbuhan 6,0% (yoy) pada triwulan
I-2013, ekonomi Indonesia tumbuh melambat menjadi 5,8% (yoy) pada triwulan
II-2013," ungkap Direktur Departemen Komunikasi BI dalam siaran persnya
seperti dikutip Minggu (18/8/2013).
Dijelaksan
kembali oleh BI, ekspor yang telah dilakukan oleh indonesia meskipun telah
tumbuh positif, ternyata masih belum cukup kuat menopang pertumbuhan ekonomi
akibat masih lemahnya permintaan ekonomi global. Ekspor yang belum kuat serta melemahnya daya beli akibat inflasi yang
meningkat berpengaruh kepada perlambatan konsumsi rumah tangga dan juga
investasi non-bangunan. Diharapkan kedepannya pertumbuhan Indonesia dapat
membaik.
(INDUKTIF)
Perekonomian nasional menunjukkan pertumbuhan
yang lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sebagai dampak dari perlambatan
ekonomi global dan kenaikan inflasi di dalam negeri.
Setelah mencatat pertumbuhan 6,0% (yoy) pada triwulan I-2013, ekonomi Indonesia
tumbuh melambat menjadi 5,8% (yoy) pada triwulan II-2013," ungkap Direktur
Departemen Komunikasi BI dalam siaran persnya seperti dikutip Minggu
(18/8/2013).
Ekspor yang telah
dilakukan oleh indonesia meskipun telah tumbuh positif, ternyata masih belum
cukup kuat menopang pertumbuhan ekonomi akibat masih lemahnya permintaan
ekonomi global. Ekspor yang belum kuat serta melemahnya daya beli akibat
inflasi yang meningkat berpengaruh kepada perlambatan konsumsi rumah tangga dan
juga investasi non-bangunan.
Semua dampak negatif
yang terjadi sebenarnya menegaskan telah terjadinya perlambatan pada bidang
ekonomi. Mulai dari tingkat inflasi yang terus melonjak sampai tidak
tersedianya barang-barang kebutuhan pokok untuk rakyat kecil, hal ini
menunjukan bahwa kondisi perekonomian Indonesia tidak lebih baik dari Negara-negara
di Asia tenggara.
Ketidakmampuan
pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi ini menyebabkan kondisi pertumbuhan
bangsa ini semakin tidak stabil. Hal ini merujuk kepada
ketidakstabilan yang terjadi pada bangsa ini sejak krisis tahun 1998 yang belum
kunjung membaik sampai sekarang.
Keterangan :
A : kalimat utama paragraf
deduktif (kalimat utama berada pada paragraf pertama yang ditebalkan)
B : kalimat utama paragraf
induktif(kalimat utama berada pada paragraf terakhir yang ditebalkan)
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar