Total Tayangan Halaman

Kamis, 13 Oktober 2011

Tugas 4 (Pengantar Bisnis)


Kelompok :
 
1.  EDWIN SJAM (22211322)
2.  CITRA PUSPA SORAYA (21211674)
3.  BAYU PARDIANSYAH (21211345)
4.  NIA MULYANI PUTRI (25211152)
5.  NURUL AZIZAH HIDAYAH (27211863)

Kelas : 1EB21

TUGAS  MINGGU 4 :

1.SEBUTKAN PERBEDAAN WIRASWASTA  DAN WIRASWASTAWAN SERTA  
   UNSUR APA YG DIMILIKI  WIRASWASTA

2. BAGAIMANA PERKEMBANGAN  FRANCHISING  DI INDONESIA  
    SEARCHING  DI INTERNET

3. BERI 5 CONTOH RIIL  USAHA FRANCHISING YG BERGERAK DI BIDANG :
          - PENDIDIKAN
          - KESEHATAN
          - SALON & PERAWATAN
          - MAKANAN  DALAM NEGERI /LOKAL
          - OTOMOTIF

4.JELASKAN PERBEDAAN KEWIRA USAHAAN DENGAN BISNIS  KECIL DENGAN CONTOH KASUS  YG NYATA

1.     Perbedaan wiraswasta dan wiraswastawan

wiraswasta
wiraswastawan
·      ditujukan pada orang-orang
yang dapat berdiri sendiri.
·      orang-orang yang
mempunyai usaha sendiri.
·      Orang - orang  yang tidak bekerja pada sektor pemerintah
yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di
perusahaan swasta.
·      orang yang berani
membuka kegiatan produktif yang mandiri.

·      Mengambil risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan konsep dasar kewiraswastaan.
·      menempatkan dirinya terhadap risiko atas guncangan-guncangan dari
perusahaan yang dibangunnya (venture).
·      kemampuan dan kemauan seseorang
untuk berisiko dengan menginvestasikan dan mempertaruhkan
waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan
menjadikannya berhasil
·      memiliki keahlian intuisi dalam mempertimbangkan
suatu kemungkinan atau kelayakan dan perasaan dalam mengajukan
sesuatu kepada orang lain.


UNSUR - UNSUR yang dimiliki wiraswasta :
- Unsur pengetahuan
- Unsur ketrampilan
- Unsur sikap mental
- Unsur kewaspadaan

2.     Perkembangan Franchising di indonesia
Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya . Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut.
*                   Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
*                   Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba :
*                   Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
*                   Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
*                   Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Banyak orang masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi. Ada beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain IFBM, The Bridge, Hans Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan lain-lain. Ada beberapa pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala mengadakan roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain International Franchise and Business Concept Expo (Dyandra),Franchise License Expo Indonesia ( Panorama convex), Info Franchise Expo ( Neo dan Majalah Franchise Indonesia).

3.     5 contoh Riil usaha Franchising dalam bidang :

o  Pendidikan                     : Science Buddies, ITutorNet,Primagama, Sinotif ,
o  Kesehatan                      : Akses kesehatan, fitnes, puskesmas, posyandu
o  Salon & perawatan                 : Red Salon, Jhonny Andrean, Rudy Hadisueamo
o  Makanan dalam negeri : Wong Solo, Sapo Oriental, CFC, Hip Hop, Red Crispy, Papa Rons dan masih banyak merek lainnya.
o  Otomotif                        : juju motor, acha motif, harley davidson, total care bengkel, atb bengkel




4.   Perbedaan kewirausahaan dengan Bisnis Kecil
·           Kewirausahaan adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau hidupnya.
·           Bisnis kecil adalah bisnis yang dimiliki dan dikelola secara mandiri yang tidak mendominasi pasaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar