Pemerintah
diminta untuk lebih memperhatikan pengembangan konsep ekonomi Islam melalui
Baitul Maal Watamwil (BMT), atau biasa disebut usaha kecil mikro sebagai ujung
tombak pembangunan ekonomi syariah, karena saat ini hampir sekitar 3.500 BMT
sudah berkembang dan maju di Indonesia.
Hal
itu disampaikan oleh Kepala Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Euis Amalia dalam diskusi penguatan ekonomi bangsa berbasis ekonomi
syariah di Jakarta, Selasa (5/6).
Ia
menilai, selama ini pertumbuhan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) sangat
membantu mengatasi kemiskinan dan pengangguran, namun keberadaan UKM masih
mendapatkan hambatan, antara lain, belum adanya regulasi sebagai payung hukum
keberadaan UKM untuk bisa mandiri.
"Keterbatasan
mendapatkan bantuan sebagai modal dari dunia perbankan, keterbatasan sumber
daya manusia yang belum menguasai ekonomi syariah, dan memahami ekonomi umum
secara matang, juga menjadi hambatan pengembangan usaha kecil mikro ini,
"jelasnya.
Sementara
itu, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia, Harisman menuturkan penguatan
ekonomi syariah harus berdasarkan pada akidah, karena apabila pengembangan
ekonomi syariah tanpa berbasiskan akidah akan berdampak pada akhlak dalam
kehidupan sehari-hari.
"Bagaimana
mau menjalankan ekonomi syariah, kalau akhlak perilaku yang dilahirkan dari
akidah tidak baik, karena kalau dari akhlak belum baik akan mengakibatkan
terjadinya penyelewengan, " ungkapnya.
Lebih
lanjut Ia menjelaskan, tujuan dari perbankan syariah adalah menghasilkan kesuksesan
yang hakiki dalam berekonomi, yakni tercapainya kesejahteraan yang mencakup
kebahagiaan spiritual, serta kemakmuran material pada tingkatan individu dan
masyarakat.
Dalam
menghadapi persaingan dunia perbankan di Indonesia, Harisman menambahkan, perbankan
syariah akan memperbaiki layanan kepada para nasabah, memberikan kemudahan, dan
melakukan akselerasi pengembangan perbankan syariah. (novel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar