Jakarta
- Produksi ban buatan Indonesia memberikan kontribusi besar terhadap komoditi
ban di dunia. Dari total produksi di dalam negeri, sebanyak 80% produksi
diekspor, walaupun tahun ini diperkirakan akan terjadi stagnasi atau bahkan
penurunan.
Ketua
Komite Tetap Standarisasi Kadin Abd Azis Pane yang juga Ketua Umum Asosiasi
Pengusaha Ban Indonesia (APBI) mengatakan produksi ban pada tahun 2010 mencapai
50 juta unit, dan mengalami peningkatan yang kurang signifikan pada 2011, yaitu
berada di angka 51,2 juta buah.
Aziz
agak sedikit pesimis dengan produksi dan ekspor ban tahun ini, dikarenakan
krisis global yang sedang terjadi di berbagai negara Eropa dan AS.
"Pada
2010 cuma bisa kita bikin 50 juta ban, sekarang kita bikin 51,2 juta. Apakah
2012 ini bisa, anda harus ingat 80% ban itu untuk ekspor, sisanya penjualan
domestik. Jadi apkah bisa melampaui 2011, saya dengan adanya krisis global ini
agak ragu. Penjualan menurun, ekspor ke Amerika juga udah menurun, ke daerah
Pasifik juga," katanya di sela-sela acara Seminar Nasional Standarisasi di
Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (20/3/2012)
Produksi
ban yang melimpah ini tidak terlepas dari kontribusi perkebunan karet yang
begitu besar di Indonesia, tercatat produksi karet Indonesia mencapai 3,5 juta
ton per tahun. Dari jumlah itu, hanya 400 ribu ton yang dibuat untuk perindustrian,
termasuk industri karet.
Menurutnya
ban buatan Indonesia adalah ban yang paling baik kualitasnya di seluruh dunia.
Karena ban Made in Indonesia merupakan ban yang kuat terhadap kelebihan muatan
atau overload.
"Standard
ban Indonesia adalah yang terkuat di dunia, karena apa? karena kita harus
membuat ban yang tahan terhadap kelebihan muatan (overload)," katanya.
Ban
produksi Indonesia sudah tersebar luas ke seluruh penjuru dunia seperti Eropa
dan Amerika yang kerap mengimpor ban produksi Indonesia.
"Makanya
ban itu bisa menembus ke 140 negara di dunia. Eropa pakai, Amerika pakai,
Kanada pakai. Karena masyarakatnya itu sering overload, oleh karena itu kita
sesuaikan. Dan ternyata kemampuan kita membuat ban itu sangat menguntungkan
komoditi ban di dunia," ujar Azis.