Total Tayangan Halaman

Selasa, 20 Maret 2012

Produksi dan Ekspor Ban RI Bakal Merosot


Jakarta - Produksi ban buatan Indonesia memberikan kontribusi besar terhadap komoditi ban di dunia. Dari total produksi di dalam negeri, sebanyak 80% produksi diekspor, walaupun tahun ini diperkirakan akan terjadi stagnasi atau bahkan penurunan.
Ketua Komite Tetap Standarisasi Kadin Abd Azis Pane yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) mengatakan produksi ban pada tahun 2010 mencapai 50 juta unit, dan mengalami peningkatan yang kurang signifikan pada 2011, yaitu berada di angka 51,2 juta buah.
Aziz agak sedikit pesimis dengan produksi dan ekspor ban tahun ini, dikarenakan krisis global yang sedang terjadi di berbagai negara Eropa dan AS.
"Pada 2010 cuma bisa kita bikin 50 juta ban, sekarang kita bikin 51,2 juta. Apakah 2012 ini bisa, anda harus ingat 80% ban itu untuk ekspor, sisanya penjualan domestik. Jadi apkah bisa melampaui 2011, saya dengan adanya krisis global ini agak ragu. Penjualan menurun, ekspor ke Amerika juga udah menurun, ke daerah Pasifik juga," katanya di sela-sela acara Seminar Nasional Standarisasi di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (20/3/2012)
Produksi ban yang melimpah ini tidak terlepas dari kontribusi perkebunan karet yang begitu besar di Indonesia, tercatat produksi karet Indonesia mencapai 3,5 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, hanya 400 ribu ton yang dibuat untuk perindustrian, termasuk industri karet.
Menurutnya ban buatan Indonesia adalah ban yang paling baik kualitasnya di seluruh dunia. Karena ban Made in Indonesia merupakan ban yang kuat terhadap kelebihan muatan atau overload.
"Standard ban Indonesia adalah yang terkuat di dunia, karena apa? karena kita harus membuat ban yang tahan terhadap kelebihan muatan (overload)," katanya.
Ban produksi Indonesia sudah tersebar luas ke seluruh penjuru dunia seperti Eropa dan Amerika yang kerap mengimpor ban produksi Indonesia.
"Makanya ban itu bisa menembus ke 140 negara di dunia. Eropa pakai, Amerika pakai, Kanada pakai. Karena masyarakatnya itu sering overload, oleh karena itu kita sesuaikan. Dan ternyata kemampuan kita membuat ban itu sangat menguntungkan komoditi ban di dunia," ujar Azis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar