Jakarta
- Pemerintah meyakini selama ini alokasi subsidi BBM yang nilainya triliunan
rupiah dinikmati orang mampu alias tidak tepat sasaran. Karena jumlah kendaraan
yang berhak menggunakan BBM subsidi hanya 2,625 juta unit kendaraan saja
Diungkapkan
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro,
berdasarkan hasil sensus nasional (Susenas) 2011, rumah tangga yang memiliki
kendaraan sepeda motor mencapai 37,7 juta unit sepeda motor. Namun 35,1 juta
unit sepeda motor dimiliki rumah tangga golongan mampu.
"Sementara
2,6 juta unit sepeda motor dimiliki rumah tangga golongan tidak mampu atau
miskin," kata Bambang seperti dikutip, Jumat (23/3/2012).
Sementara,
kata Bambang hasil Susenas juga menghasilkan rumah tangga yang memiliki
kendaraan roda empat atau mobil berjumlah 6,4 juta unit mobil.
"Tetapi
mobil yang dimiliki keluarga miskin atau yang berhak membeli BBM subsidi hanya
25.000 unit,"
Artinya
hanya 2.625.000 unit kendaraan yang sebenarnya pantas membeli BBM bersubsidi.
Inilah kenapa pemerintah meyakini subsidi BBM trilunan rupiah lebih dinikmati
masyarakat golongan mampu.
"Apalagi
subsidi BBM per liternya saja saat ini sudah melonjak lebih dari Rp 4.500 tiap
liternya karena kenaikan harga minyak dunia," tukas Bambang.
Namun
terpisah, Anggota Banggar DPR Satya W. yudha mengatakan jumlah tersebut belum
bisa diyakini benar, itu masih bisa diperdebatkan.
"Masa
hanya 2,6 juta kendaraan yang berhak menikmati BBM bersubsidi, sementara angka
subsidi selama ini terbilang fantastis triliunan rupiah," tandas politisi
Partai Golkar ini.
Lantas
kalau dinilai tidak tepat sasaran, kenapa sejak dulu selalu ada subsidi BBM?
Berdasarkan
penjelasan Kementerian ESDM hal itu dikarenakan sejarah pemberian subsidi BBM
sudah sangat panjang.
Dahulu
Indonesia adalah eksportir minya sekarang malah menjadi negara importir minyak.
Indonesia juga sudah keluar dari OPEC, organisasi negara-negara pengekspor
minyak sejak 2008.
Selain
itu, dulu konsumsi BBM kita masih rendah dan kendaraan umum adalah konsumsi
terbesar BBM. Namun saat ini kendaraan pribadi jumlahnya terus membesar.
Akibat
subsidi BBM kini salah sasaran karena lebih menguntungkan kelompok masyarakat
yang sudah mampu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar