Total Tayangan Halaman

Jumat, 23 Maret 2012

Kemenkeu: Hanya 2,6 Juta Kendaraan Yang Pantas 'Minum' Bensin Premium


Jakarta - Pemerintah meyakini selama ini alokasi subsidi BBM yang nilainya triliunan rupiah dinikmati orang mampu alias tidak tepat sasaran. Karena jumlah kendaraan yang berhak menggunakan BBM subsidi hanya 2,625 juta unit kendaraan saja
Diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro, berdasarkan hasil sensus nasional (Susenas) 2011, rumah tangga yang memiliki kendaraan sepeda motor mencapai 37,7 juta unit sepeda motor. Namun 35,1 juta unit sepeda motor dimiliki rumah tangga golongan mampu.
"Sementara 2,6 juta unit sepeda motor dimiliki rumah tangga golongan tidak mampu atau miskin," kata Bambang seperti dikutip, Jumat (23/3/2012).

Sementara, kata Bambang hasil Susenas juga menghasilkan rumah tangga yang memiliki kendaraan roda empat atau mobil berjumlah 6,4 juta unit mobil.
"Tetapi mobil yang dimiliki keluarga miskin atau yang berhak membeli BBM subsidi hanya 25.000 unit,"
Artinya hanya 2.625.000 unit kendaraan yang sebenarnya pantas membeli BBM bersubsidi. Inilah kenapa pemerintah meyakini subsidi BBM trilunan rupiah lebih dinikmati masyarakat golongan mampu.
"Apalagi subsidi BBM per liternya saja saat ini sudah melonjak lebih dari Rp 4.500 tiap liternya karena kenaikan harga minyak dunia," tukas Bambang.
Namun terpisah, Anggota Banggar DPR Satya W. yudha mengatakan jumlah tersebut belum bisa diyakini benar, itu masih bisa diperdebatkan.
"Masa hanya 2,6 juta kendaraan yang berhak menikmati BBM bersubsidi, sementara angka subsidi selama ini terbilang fantastis triliunan rupiah," tandas politisi Partai Golkar ini.
Lantas kalau dinilai tidak tepat sasaran, kenapa sejak dulu selalu ada subsidi BBM?
Berdasarkan penjelasan Kementerian ESDM hal itu dikarenakan sejarah pemberian subsidi BBM sudah sangat panjang.
Dahulu Indonesia adalah eksportir minya sekarang malah menjadi negara importir minyak. Indonesia juga sudah keluar dari OPEC, organisasi negara-negara pengekspor minyak sejak 2008.
Selain itu, dulu konsumsi BBM kita masih rendah dan kendaraan umum adalah konsumsi terbesar BBM. Namun saat ini kendaraan pribadi jumlahnya terus membesar.
Akibat subsidi BBM kini salah sasaran karena lebih menguntungkan kelompok masyarakat yang sudah mampu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar