Total Tayangan Halaman

Selasa, 06 Maret 2012

Konversi BBM Ke BBG Hanya Action Doang!


Universitas UGM, Jayan Sentanuhady menilai program konversi BBM ke BBG yang digalakkan pemerintah, hanya action semata. Sementara kontrol dari pemerintah tidak ada.
"Tidak usah jauh-jauh. Ambil contoh di Palembang, proyek percontohan konversi ke gas, 2008 pemerintah membagikan konverter kit ke 660 angkot dan 25 bus di Palembang," kata Jayan, di Kantor Medco Energi, kawasan SCBD, Kamis (1/3/2012)
Tapi, faktanya saat ini berapa? Jayan mengatakan, angkot yang pakai converter kit di Palembang kinitidak lebih dari 50 unit-60 unit saja. Sementara bus hampir tidak ada lagi. Pada dicopotin semua.
"Ini kenapa? Karena pemerintah cuma action doank. Sistem kontrol, sosialisasi, tempat pengaduan, standarisasi kualitas dan SOP di SPBU serta bengkel tidak ada," ujar Jayan.
Ini yang membuat program ini bukan tambah maju, namun mundur. Bagaimana tidak, sopir tidak tahu kemana dia mengadu. Sementara tidak ada call center pengaduannya. "Sementara sosialisasi ke masyarakat minim, sehingga masyarakat yang mau naik angkot gelisah ini aman apa tidak. Sementara tidak ada bengkel khusus CNG yang bersertifikat, sehingga perbaikan seperti dikira-kira saja," ujar Jayan.
"Makanya saya berani bilang, Bu Evita (Dirjen Migas) bohong! Kalau bilang di Palembang masih banyak angkot dan bus yang pakai gas," yakin Jayan.
Hal tersebut diyakininya, karena pihaknya sudah melakukan penelitian di Palembang. "Kami diundang sama pemilik SPBG di Palembang dan hanya satu-satunya disana, karena pengguna angkot yang pakai gas jumlahnya saat itu turun tinggal 200 unit, pengusaha SPBG-nya panik dan minta kami lakukan penelitian apa sebabnya kok jumlahnya turun," papar Jayan.
Sementara ketika jumlah pengguna angkot yang pakai CNG menurun karena converter kit-nya pada dicabut semua, pemerintah tidak lakukan apa-apa. "Tidak ada action sama sekali, jadi apa salah kalau saya bilang program ini hanya action doank," tukasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar