Total Tayangan Halaman

Selasa, 06 Maret 2012

BBM Lebih Mahal 60%


Digadang pemerintah tidak bakal sukses selama disparitas harga antara bensin premium dan BBG masih terlampau lebar.
"Minimal selisih harga antara premium dan gas 60% baru bisa membuat masyarakat mau berpikir untuk beralih ke bahan bakar gas," ujar Sekjen Asosiasi Pengusaha CNG Indonesia Danny Praditya, ketika ditemui di kantor Medco Energy, Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (1/2/2012).
Menurut Danny, disparitas harga yang terlampau jauh membuat program konversi ini sulit berkembang pesat.
"Pemerintah seharus menghitung betul berapa harga keekonomian CNG (Compresed Natural Gas) ini, karena selama ini pengusaha SPBG sendiri tidak tahu berapa harga keekonomiannya CNG," ujar Danny.
Apalagi harga dasar gas di hulu selama ini berubah-rubah dan berbeda-beda. "Harga yang masih floating inilah yang tidak menjamin kualitas gas. Antara Pertamina, PGN, dan Medco berbeda-beda dan kualitas beda-beda, sementara di pengusaha SPBG harganya harus seragam," ungkapnya.
Danny pun sangat setuju dengan rencana pemerintah yang akan menaikan harga premium dan solar naik Rp 1.500/liter.
"Artinya disparitas harga akan semakin jauh dan bedanya nanti akan sekitar 60%, ini bisa merayu pengguna BBM untuk beralih ke gas," katanya.
Tapi perlu juga diingat, moment kenaikan BBM nanti kata Danny jangan disia-siakan, pemerintah harus aktif mensosialisasikan program konversi dan tentunya meningkatkan infrastruktur, standarisasi kualitas gas, bengkel, dan SOP SPBU.
"Karena jika tidak dilakukan, masyarakat bakal memaksakan diri untuk menyesuaikan keadaan yakni terbiasa dengan harga kenaikan BBM dan kembali lagi, tidak mau beralih ke BBG," tandas Danny.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar