Total Tayangan Halaman

Senin, 12 Desember 2011

BOPO PERBANKAN INDONESIA TERTINGGI DI ASEAN



Bank Indonesia (BI) mengatakan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) perbankan di Indonesia mencapai 86,44 persen atau tertinggi di Asean.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengungkapkan, makin tinggi angka BOPO dalam sebuah bank, maka menunjukkan makin kecilnya kredit yang disalurkan kepada masyarakat.
"Tingkat efisiensi industri perbankan yang rendah berkontribusai pada suku bunga kredit tinggi. Rendahnya efisiensi tercermin dalam BOPO perbankan yang mencapai 86,44 persen di bulan Oktober lalu. Sebagai perbandingan, BOPO di Asean antara 40-60 persen," ungkap Darmin dalam sambutannya pada Bankers Dinners di Gedung BI, Jakarta, Jumat (9/12/2011).
Darmin menjelaskan, selama ini, bank-bank di Indonesia telah melakukan berbagai fungsi intermediasi di masyarakat dengan menyalurkan kredit. Meski begitu, rasio penyaluran kredit ke masyarakat dibandingkan dengan PDB Indonesia masih sangat kurang.
"Gambaran paradoksial terlihat dari rasio aset perbankan terhadap PDB mencapai 47,21 persen di September lalu, namun rasio penyaluran kredit terhadap PDB hanya sekira 29 persen, sedangkan di Thailand mencapai 117 persen dan China 131 persen," kata Darmin.
Menurutnya, suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi per Oktober lalu masih di angka 12,09 persen, 11,66 dan 13,04 persen. Hal ini masih tinggi meskipun suku bunga BI rate sudah berada di enam persen.
"Sebagai perbandingan, suku bunga kredit di Malaysia hanya sekira 6,5 persen dari tingkat suku bunga acuan mereka sebesar tiga persen. Sedangkan di Filiphina, policy rate mereka sebesar 4,5 persen dengan suku bunga kredit sekira 5,7 persen, makanya NIM perbankan mereka rendah di 1,2 persen," tukas dia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar