Bank
Indonesia (BI) mengatakan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
perbankan di Indonesia mencapai 86,44 persen atau tertinggi di Asean.
Gubernur
Bank Indonesia Darmin Nasution mengungkapkan, makin tinggi angka BOPO dalam
sebuah bank, maka menunjukkan makin kecilnya kredit yang disalurkan kepada
masyarakat.
"Tingkat
efisiensi industri perbankan yang rendah berkontribusai pada suku bunga kredit
tinggi. Rendahnya efisiensi tercermin dalam BOPO perbankan yang mencapai 86,44
persen di bulan Oktober lalu. Sebagai perbandingan, BOPO di Asean antara 40-60
persen," ungkap Darmin dalam sambutannya pada Bankers Dinners di Gedung BI,
Jakarta, Jumat (9/12/2011).
Darmin
menjelaskan, selama ini, bank-bank di Indonesia telah melakukan berbagai fungsi
intermediasi di masyarakat dengan menyalurkan kredit. Meski begitu, rasio
penyaluran kredit ke masyarakat dibandingkan dengan PDB Indonesia masih sangat
kurang.
"Gambaran
paradoksial terlihat dari rasio aset perbankan terhadap PDB mencapai 47,21
persen di September lalu, namun rasio penyaluran kredit terhadap PDB hanya
sekira 29 persen, sedangkan di Thailand mencapai 117 persen dan China 131
persen," kata Darmin.
Menurutnya,
suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi per
Oktober lalu masih di angka 12,09 persen, 11,66 dan 13,04 persen. Hal ini masih
tinggi meskipun suku bunga BI rate sudah berada di enam persen.
"Sebagai
perbandingan, suku bunga kredit di Malaysia hanya sekira 6,5 persen dari
tingkat suku bunga acuan mereka sebesar tiga persen. Sedangkan di Filiphina,
policy rate mereka sebesar 4,5 persen dengan suku bunga kredit sekira 5,7
persen, makanya NIM perbankan mereka rendah di 1,2 persen," tukas dia.
SUMBER: http://economy.okezone.com/read/2011/12/09/457/540439/bopo-perbankan-indonesia-tertinggi-di-asean
Tidak ada komentar:
Posting Komentar