Perekonomian
Indonesia mendapat kado yang ditunggu-tunggu di akhir tahun. Lembaga
pemeringkat internasional Fitch Ratings kemarin menaikkan rating Long-Term
Foreign- dan Local-Currency Issuer Default Ratings (IDR) Indonesia menjadi BBB-
dari semula BB+.
Fitch
memberi outlook Stabil atas kedua peringkat tersebut. Dengan demikian, untuk
kali pertama sejak krisis moneter 1997, Indonesia masuk jajaran investment
grade (negara yang masuk dalam pantuan radar investor global) sebagaimana
disandang negara-negara maju.
“Kenaikan
peringkat ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, rasio utang publik
yang rendah dan terus menurun, likuiditas eksternal yang menguat, dan kerangka
kebijakan makro yang hati-hati,” kata Director Group Fitch’s Asia-Pacific
Sovereign Ratings Philip McNicholas dalam keterangan resminya kemarin.
Menanggapi
itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan, upgrade peringkat
utang membuktikan keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi makro
sekaligus mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi. “Dengan
memasuki investment grade level ini, diharapkan penguatan fundamental ekonomi
dan reformasi struktural terus berlanjut,” sebut Darmin.
Pasca
krisis moneter, Indonesia sempat terjerembab dalam rating selective default
karena pernah meminta penundaan pembayaran utang melalui Paris Club. Kini,
Indonesia kembali menyandang predikat investment grade. Fitch memproyeksikan
pertumbuhan PDB rata-rata lebih dari 6,0 persen per tahun selama periode
proyeksi atau hingga 2013. Hebatnya, proyeksi optimistis itu disematkan ketika
kondisi ekonomi global yang kurang kondusif. Ekonomi Indonesia berorientasi domestik
dan keberhasilan menciptakan pertumbuhah ekonomi yang relatif kuat tanpa
menimbulkan ketidakseimbangan eksternal.
Indonesia
juga tidak bergantung pada pendanaan eksternal jangka pendek.
Menurut Fitch, ini memperlihatkan prospek pertumbuhan ekonomi akan tahan terhadap guncangan eksternal sebagaimana terjadi pada 2008. Utang publik yang rendah dan suku bunga riil yang positif, bakal menyediakan fleksibilitas kebijakan untuk merespons pelambatan ekonomi.
Menurut Fitch, ini memperlihatkan prospek pertumbuhan ekonomi akan tahan terhadap guncangan eksternal sebagaimana terjadi pada 2008. Utang publik yang rendah dan suku bunga riil yang positif, bakal menyediakan fleksibilitas kebijakan untuk merespons pelambatan ekonomi.
Tingkat
kepercayaan yang lebih tinggi atas kerangka kebijakan makro merupakan kunci
dari kenaikan peringkat RI. Toleransi terhadap penguatan mata uang nominal
dalam kerangka kebijakan moneter, dan kesediaan untuk mengetatkan kebijakan
jika inflasi mencapai single digit yang tinggi, serta kebijakan fiskal yang
hati-hati memperkuat dasar kenaikan peringkat.
Rasio
utang pemerintah bruto terhadap PDB diperkirakan akan turun dari 26 persen pada
akhir 2010 menjadi 25 persen pada akhir 2011. Ini jauh dibawah median BBB yaitu
36 persen.
Meski
demikian, Fitch mengingatkan, perlu perbaikan kelemahan struktural yang sudah
berlangsung lama. Seperti, pendapatan rata-rata yang rendah. Rata-rata
pendapatan kini adalah USD 3.600, jauh dari rata-rata peringkat -BBB- USD 9.800
pada 2011. Masalah lain adalah yang mempengaruhi iklim bisnis, termasuk
infrastuktur yang lemah dan masih adanya masalah korupsi. Fitch berpendapat
kondisi politik telah menjadi kurang kondusif terhadap reformasi. Ini membuat
profil kredit sovereign Indonesia kemungkinan akan tetap berada pada kisaran
-BBB- yang lemah untuk sementara waktu. Sehingga, ditetapkan Outlook Stabil
pada peringkat ini.(sof/kim/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar