Pemerintah
menyambut gembira kenaikan peringkat Indonesia yang dilakukan lembaga
pemeringkat Fitch Rating. Kenaikan ini cukup mengejutkan karena pemerintah
mengantisipasi kenaikan peringkat ini akan terjadi tahun depan.
“Ini
agak mengejutkan karena kita antisipasi tahun depan,” ujar Dirjen Pengelolaan
Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto, ketika dihubungi wartawan di
Jakarta, Kamis, 15 Desember 2011.
Menurut
dia, kondisi Indonesia beberapa bulan ini sebenarnya sudah mencerminkan negara
dengan peringkat investment grade. Alasannya, imbal hasil (yield) obligasi
negara valuta asing rendah, seperti sukuk global yang mencapai sebesar empat
persen. Sementara itu, surat berharga negara (SBN) rupiah memiliki yield
sebesar enam persen. “Padahal, dulu yield kita di atas 10 persen,” ujarnya.
Rahmat
menambahkan credit default swap (CDS) juga dinilai cukup rendah sama dengan
negara-negara yang masuk investment grade.
Dengan
peringkat itu membuat aliran modal masuk ke Indonesia semakin tinggi. Modal
masuk itu selain di portofolio investasi juga foreign direct investment (FDI)
yang berpengaruh terhadap sektor riil. Diharapkan proyek infrastruktur dan
proyek energi akan semakin banyak. “Hal itu akan membuat pertumbuhan ekonomi
Indonesia meningkat,” tambahnya.
Peringkat
investment grade pernah diraih Indonesia pada 1997, namun setelah krisis 1998,
peringkat tersebut turun. Setelah menunggu 14 tahun, peringkat investment grade
itu akhirnya kembali diraih Indonesia.
Seperti
diketahui, Indonesia akhirnya meraih peringkat investment grade setelah Lembaga
pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat long term foreign dan local
currency Issuer Default Ratings (IDR) Indonesia menjadi BBB- dari BB+. Outlook
atas kedua peringkat tersebut stabil. Sementara itu, country ceiling dinaikkan
menjadi BBB, dan short term foreign currency IDR dinaikkan menjadi F3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar