Kalangan Direksi di 141 BUMN dinilai mulai gusar terhadap proses pemeriksaan
keuangan (audit) yang sedang dilakukan Tim Auditor dari Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
Menurut
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono, kegusaran
ini mulai terlihat dari munculnya tudingan Indonesia Audit Watch (IAW) yang
menyebutkan adanya penyalahgunaan jabatan oknum BPK berinisial IA, sebagai
auditor utama (Tortama) VII BPK, yang membidangi pemeriksaan terhadap keuangan
negara di 141 BUMN serta anak-anak perusahaannya.
Sebelumnya
disebutkan IAW meminta Majelis Kehormatan Kode Etik dan Inspektorat Jenderal
BPK RI, agar melakukan investigasi atas ketidakberdayaan, penyimpangan perilaku
dan penyalahgunaan jabatan serta conflict of interest dari Tortama VII BPK
dalam proses audit 141 BUMN, guna menjaga martabat dan kehormatan institusi BPK
RI.
"Menurut
kami, bisa saja tuduhan IAW terhadap auditor BPK, merupakan wujud perlawanan
kalangan direksi BUMN yang tidak suka atas pemeriksaan yang dilakukan BPK,
dengan maksud mengaburkan persoalan atau mendelegitimasi Tim Auditor maupun
hasil audit dari BUMN yang terindikasi korupsi," tandas Poyuono dalam
keterangannya di Jakarta, Minggu (18/12/2011).
Dalam
penilaian Poyuono, Tim Auditor BPK tentu menggunakan standar-standar serta tata
cara audit yang akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai Undang-Undang,
ketika melakukan audit atas laporan keuangan di lingkup BUMN. Sehingga keliru,
kalau IAW menuding auditor utama BPK tidak profesional melakukan pemeriksaan.
Poyuono
mencontohkan, beberapa kasus penyimpangan keuangan BUMN yang ditemukan BPK,
seperti mark up pembelian
floating crane oleh PT Bukit Asam yang diduga merugikan negara hampir Rp362
miliar dan dugaan korupsi di PT Pos Indonesia yang kini ditangani Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), membuktikan profesionalitas maupun kredibilitas
hasil audit BPK, sesuai prinsip-prinsip akuntansi.
"Kami
mendukung BPK melakukan audit di 141 BUMN dan tidak terpengaruh dengan
tudingan-tudingan yang dialamatkan IAW, yang mungkin saja berkolaborasi dengan
kalangan direksi BUMN, dengan tujuan mengalihkan persoalan substansi dari audit
itu sendiri," ujar Poyuono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar